SEJARAH JENANG KUDUS



Awalnya merupakan Jenang Gamping
 

Foto: Agus Abdullah

Kabupaten Kudus merupakan salah satu  kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kudus berbatasan langsung dengan Kabupaten  Jepara dan Pati di sebelah Utara, serta berbatasan dengan Kabupaten Pati disebelah  Timur, sedangkan sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Demak dan Grobogan, adapun sebelah barat Kudus berbatasan dengan Kota Ukir Jepara.
Kudus merupakan Kabupaten yang memiliki banyak potensi daerah, salah satunya adalah makanan ringan khas yang sering disebut sebagai Jenang. Jenang merupakan oleh-oleh khas Kudus yang terbuat dari adonan tepung ketan, santan, dan gula jawa. Banyaknya produsen Jenang di kota Kudus hingga menjadi industry rumah tangga (Home Industry) yang bisa dikatakan mempunyai prospek usaha yang luar biasa. Adapun daerah yang menjadi sentra penghasil jenang yaitu terletak di salah satu desa yang berada di sebelah utara dari pusat kota (sekitar 2 KM), yaitu Desa Kaliputu.
Kaliputu merupakan kawasan penghasil Jenang di Kabupaten Kudus, tidak kurang dari 50 industri jenang terdapat di desa tersebut baik yang berskala besar maupun kecil. Banyak cerita yang berkembang dimasyarakat bahwa cikal bakal Jenang Kudus berasal dari desa tersebut.
Cerita yang berkembang terkait sejarah Jenang Kudus tidak lepas dari kisah Mbah Dempok Soponyono dengan cucunya. Suatu hari Mbah Dempok sedang bermain burung di tepi Sungai dengan cucunya, tiba-tiba cucu mbah Dempok tercebur dan hanyut terbawa arus Sungai. Meskipun berhasil diselamatkan oleh Mbah Dempok, namun si bocah tersebut diganggu oleh Banaspati yaitu makhluk yang mendiami sungai yang memiliki rambut api. Ketika dikonsultasikan kepada Kanjeng Sunan Kudus, dikatakan bahwa anak tersebut sudah meninggal dunia. Namun Syekh Jangkung atau dikenal dengan nama “Saridin” mengatakan bahwa anak tersebut masih hidup. Anak tersebut hanyalah mati suri. Akhirnya Saridin meminta kepada kepada ibu-ibu untuk membuatkan bubur dari gamping untuk membangunkan anak tersebut.
AntaraFoto.com
Singkat cerita, akhirnya daerah yang menjadi tempat hanyutnya cucu mbah Dempok tersebut disabda oleh kanjeng Sunan Kudus menjadi nama sebuah desa yang sekarang dikenal dengan nama Desa Kaliputu. Kali dalam bahasa jawa bermakna Sungai, dengan Putu artinya adalah cucu. Kaliputu adalah Sungai dimana cucu Mbah Dempok hanyut hingga mengalami mati (suri). Dan karena cucu tersebut memakan bubur (Jenang) yang terbuat dari Gamping maka daerah kaliputu disabda oleh Sunan Kudus ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Masyarakat disekitar Kaliputu akan mendapatkan rizqi dari makanan yang bernama Jenang tersebut. Mitos tersebut juga menginspirasi masyarakat Kaliputu untuk mengembangkan industry Jenang Kaliputu menjadi pekerjaan yang dapat menafkahi keluarga serta memberdayakan masyarakat sekitar rumah mereka. Hingga pada saat ini Jenang Kaliputu berkembang pesat dengan nama Jenang Kudus dan merambah pasar Internasonal seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, bahkan Saudai Arabia.
Persembahan dari PJ. Sinar Amin
http://jenangsinaramin.blogspot.com/

1 komentar:

  1. Makin sukses untuk websitenya, kami akan selalu mengikuti dan hadir sebagai sahabat yang baik. Terimakasih banyak, pak/bu

    BalasHapus