Minggu, 07 Juli 2013

Tradisi Dandangan Kudus



Sarana Menumbuhkan Ekonomi kerakyatan

chaniffachriza.blogspot.com
Dandangan merupakan tradisi di Kabupaten Kudus untuk menyambut datangnya awal Bulan Ramadhan. Setiap jelang tanggal 1 Ramadhan, dapat dipastikan para pedagang berjubel disekitaran jalan dari kawasan jember sampai ke alun-alun Kudus. Para pedagang tersebut menjual aneka ragambarang dagangan mulai dari makanan, mainan anak, pakaian, bahkan ada juga yang menjual furniture. Sebelum membahas apa saja yang ada dalam tradisi Dandangan di Kabupaten Kudus, terlebih dahulu flashback dari sejarah dandangan itu sendiri

Sejarah Dandangan
Tradisi dandangan telah ada mulai zaman Syeikh Ja’far Shodiq atau lebih familiar dikenal dengan sebutan Kanjeng Sunan Kudus. Pada masa Sunan Kudus ketika akan mengmumkan awal puasa dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat Kudus dikawasan Komplek Masjid Menara Kudus. Ketika beliau mengumumkan kepada warga Kudus perihal awal akan dilakukannya puasa Ramadhan kemudian beliam membunyikan bedug. Bedug tersebut juga menjadi pertanda akan dilaksanakannya puasa Ramadhan pada keesokan harinya.
Suara bedug yang berbunyi “dhang, dhang, dhang” tersebut kemudian menjadi cikal bakal tradisi Dandangan yang dikenal masyarakat hingga saat ini. Masyarakat Kudus merupakan masyarakat yang religius artinya mereka sangat taat dalam menjalankan agama, bahkan tidak sedikit santi yang menimba ilmu di kawasan kudus. Selain itu masyarakat Kudus juga dikenal sebagai masyarakat yang Kreatif serta ulet dalam berdagang.
Seiring berkembangnya waktu tradisi dandangan kemudian dikenal luas bukan hanya oleh masyarakat Kudus saja, melainkan masyarakat dari Kabupaten sekitar seperti Jepara, Demak, Pati, Rembang juga tidak sedikit yang mengikuti tradisi tersebut. Bahkan ada juga pengunjung yang datangnya dari provinsi lain seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan masih banyak lagi. Mereka dengan khidmat mengikuti kegiatan dandangan tersebut dengan niat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan sekaligus mengalap berkah dari Kanjeng Sunan Kudus yang merupakan salah satu wali dari kesembilan Walisanga yang ada di Pulau Jawa.

Dandangan Penggerak Ekonomi Rakyat
Ketika anda berkunjung ke dandangan maka akan banyak menemukan pedagang yang menjual barang yang beranekaragam jenisnya. Secara umum pedagang yang berjualan disana menjual barang-barang yang bisa dikatakan mirip dengan barang dagangan yang ada pada event atau  pesta rakyat biasanya. Namun yang menjadi unik dalam tradisi dandangan adalah masyarakat tidak bosan-bosannya berkunjung walaupun hanya sebatas melihat-lihat saja.
Kebanyakan dari mereka merupakan pedagang yang sudah rutin berjualan pada event dandangan setiap tahunnya. Yang dapat dipastikan ada ketika kita berkunjung ke dandangan adalah penjual barang kerajinan seperti celengan, guci, dan sejenisnya. Selain itu penjual pakaian, lukisan, serta mainan anak-anak juga tidak pernah absen menggelar dagangannya disana.
Bahkan yang menjadi menarik untuk diamati adalah penjual jasa seperti jasa titip kendaraan bermotor atau parker juga menjamur ketika tradisi dandangan berlangsung. Masyarakat sekitar memanfaatkan halaman rumah untuk disulap menjadi area parker yang bernilai ekonomis. Tidak sedikit juga yang hanya memanfaatkan trotoar untuk dijadikan lading bisnis parker kendaraan.
Berkah tradisi dandangan memang sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Roda perekonomian berjalan dengan cukup signifikan dengan perputaran uang yang terjadi setiap harinya selama event tersebut berlangsung. Sangat diharapkan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait baik Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus maupun Dinas Pariwisata untuk lebih intensif mempromosikan tradisi dandangan tersebut. Melihat prospek yang cukup potensial yang bisa dibuktikan dengan peningkatan pendapatan daerah serta berjalannya roda ekonomi yang berbasis kerakyatan. Selain dukungan melalui promosi, pihak terkait juga diharapkan untuk memperbaiki tata letak tempat mengingat masih kurang tertibnya tata ruang yang ada saat ini.


Persembahan dari PJ. Sinar Amin
http://jenangsinaramin.blogspot.com

Kamis, 27 Juni 2013

Mohon Maaf Blog Ini sedang mengalami perbaikan countain :)