Sarana
Menumbuhkan Ekonomi kerakyatan
chaniffachriza.blogspot.com |
Dandangan merupakan tradisi di Kabupaten Kudus untuk menyambut
datangnya awal Bulan Ramadhan. Setiap jelang tanggal 1 Ramadhan, dapat
dipastikan para pedagang berjubel disekitaran jalan dari kawasan jember sampai
ke alun-alun Kudus. Para pedagang tersebut menjual aneka ragambarang dagangan
mulai dari makanan, mainan anak, pakaian, bahkan ada juga yang menjual
furniture. Sebelum membahas apa saja yang ada dalam tradisi Dandangan di
Kabupaten Kudus, terlebih dahulu flashback dari sejarah dandangan itu sendiri
Sejarah
Dandangan
Tradisi dandangan telah ada mulai zaman Syeikh Ja’far Shodiq atau
lebih familiar dikenal dengan sebutan Kanjeng Sunan Kudus. Pada masa Sunan
Kudus ketika akan mengmumkan awal puasa dilakukan dengan mengumpulkan
masyarakat Kudus dikawasan Komplek Masjid Menara Kudus. Ketika beliau
mengumumkan kepada warga Kudus perihal awal akan dilakukannya puasa Ramadhan
kemudian beliam membunyikan bedug. Bedug tersebut juga menjadi pertanda akan
dilaksanakannya puasa Ramadhan pada keesokan harinya.
Suara bedug yang berbunyi “dhang, dhang, dhang” tersebut kemudian
menjadi cikal bakal tradisi Dandangan yang dikenal masyarakat hingga saat ini. Masyarakat
Kudus merupakan masyarakat yang religius artinya mereka sangat taat dalam
menjalankan agama, bahkan tidak sedikit santi yang menimba ilmu di kawasan
kudus. Selain itu masyarakat Kudus juga dikenal sebagai masyarakat yang Kreatif
serta ulet dalam berdagang.
Seiring berkembangnya waktu tradisi dandangan kemudian dikenal luas
bukan hanya oleh masyarakat Kudus saja, melainkan masyarakat dari Kabupaten
sekitar seperti Jepara, Demak, Pati, Rembang juga tidak sedikit yang mengikuti tradisi
tersebut. Bahkan ada juga pengunjung yang datangnya dari provinsi lain seperti
Jawa Timur, Jawa Barat, dan masih banyak lagi. Mereka dengan khidmat mengikuti
kegiatan dandangan tersebut dengan niat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan
dan sekaligus mengalap berkah dari Kanjeng Sunan Kudus yang merupakan salah
satu wali dari kesembilan Walisanga yang ada di Pulau Jawa.
Dandangan
Penggerak Ekonomi Rakyat
Ketika anda berkunjung ke dandangan maka akan banyak menemukan
pedagang yang menjual barang yang beranekaragam jenisnya. Secara umum pedagang
yang berjualan disana menjual barang-barang yang bisa dikatakan mirip dengan
barang dagangan yang ada pada event atau
pesta rakyat biasanya. Namun yang menjadi unik dalam tradisi dandangan
adalah masyarakat tidak bosan-bosannya berkunjung walaupun hanya sebatas
melihat-lihat saja.
Kebanyakan dari mereka merupakan pedagang yang sudah rutin
berjualan pada event dandangan setiap tahunnya. Yang dapat dipastikan ada
ketika kita berkunjung ke dandangan adalah penjual barang kerajinan seperti
celengan, guci, dan sejenisnya. Selain itu penjual pakaian, lukisan, serta
mainan anak-anak juga tidak pernah absen menggelar dagangannya disana.
Bahkan yang menjadi menarik untuk diamati adalah penjual jasa
seperti jasa titip kendaraan bermotor atau parker juga menjamur ketika tradisi
dandangan berlangsung. Masyarakat sekitar memanfaatkan halaman rumah untuk
disulap menjadi area parker yang bernilai ekonomis. Tidak sedikit juga yang
hanya memanfaatkan trotoar untuk dijadikan lading bisnis parker kendaraan.
Berkah tradisi dandangan memang sangat dirasakan oleh masyarakat
sekitar. Roda perekonomian berjalan dengan cukup signifikan dengan perputaran
uang yang terjadi setiap harinya selama event tersebut berlangsung. Sangat diharapkan
adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak terkait baik Pemerintah Daerah
Kabupaten Kudus maupun Dinas Pariwisata untuk lebih intensif mempromosikan
tradisi dandangan tersebut. Melihat prospek yang cukup potensial yang bisa
dibuktikan dengan peningkatan pendapatan daerah serta berjalannya roda ekonomi
yang berbasis kerakyatan. Selain dukungan melalui promosi, pihak terkait juga
diharapkan untuk memperbaiki tata letak tempat mengingat masih kurang tertibnya
tata ruang yang ada saat ini.
Persembahan dari PJ. Sinar Amin
http://jenangsinaramin.blogspot.com